Pages

Senin, 03 Juli 2017

Jembatan Pamuruyan, Tanggung Jawab Siapa..?

JEMBATAN PAMURUYAN,  TANGGUNG JAWAB SIAPA..?

Jasamu tak tergantikan, dirimu terus ditempa siang dan malam,  hujan panas dirimu selalu tegak kokoh sebagai penyambung lidah manusia dalam melakukan kegiatan dimuka bumi.

Namun sayang dirimu dulu dibangun dengan begitu kuat,  kini usiamu telah lapuk dimakan usia.  Tetapi dirimu terus bekerja tanpa henti,  namun sayang beribu sayang perjuanganmu seolah angin berlalu tanpa ada satupun penguasa melirik mu.

Dirimu kini telah retak menimbulkan keraguan dan katakutan bagi masyarakat,  namun karena dirimu adalah aset terpenting dalam pergerakan roda kehidupan,  dengan terpaksa dirimu harus terus menerus menanggung beban yang begitu dahsyat tanpa ada yang bisa merawatmu.

Lantas,  dirimu kini telah kritis dan dirimu dipaksa harus terus bertahan.  Dirimu memiliki tanggung jawab menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat,  dan sepertinya dirimu tidak akan bertahan lama lagi berdiri.

Dalam benakku berkata-kata siapa yang berhak dan berkewajiban memelihara mu..??

Umaro dan masyarakat berkewajiban dalam hal ini,  namun masyarakat hanya bisa menyampaikan aspirasi dan amanat sepenuhnya telah di titipkan kepada para umaro.

Kepada para umaro saya menitipkan pesan dari masyarakat yang selama ini mengharapkan perbaikan jembatan untuk segera direalisasikan,  masyarakat tidak butuh alasan perbaikan ini bukan tanggung jawab kami tapi tanggung jawab dia, masyarakat tidak butuh.  Masyarakat sudah cerdas bagaimana harus bertindak.

Masyarakat butuh aksi nyata dari pemangku jabatan,  mau ditaruh dimana muka Sukabumi, investasi yang besar-besaran ditanah ini tetapi kemaslahatan yang diberikan hanya sedikit.

Wahai pemangku jabatan,  sudah saatnya jembatan Pamuruyan engkau perbaharui,  jangan sampai masyarakat marah dan tidak lagi percaya akan adanya pemerintah.  Apakah dirimu mau menanggung semuanya diakhirat dengan begitu pedih ???

Masyarakat menjerit,  macet semakin menggurita jangan sampai masyarakat semakin sengsara dengan rapuhnya jembatan pamuruyan,  wahai pemangku jabatan sebelum memakan korban perbaikilah atau masyarakat bertindak dengan tangannya sendiri.

Curahan hati masyarakat kecil yang kadang tidak didengarkan.

Mulyana Ahmad
Wargi Sukabumi tulen,  anu miharep perobihan.

0 komentar:

Posting Komentar