Pages

Selasa, 23 Januari 2018

Merajut Kebangsaan






Merajut Kebangsaan, Mengikat Lokalitas
Bahasa dan Budaya Lokal sebagai Media Pemersatu Bangsa
Ancaman Kepunahan Bahasa dan Budaya Lokal

Tanah Airku Indonesia
Negeri Elok Amat Ku Cinta
Tanah Tumpah Darahku Yang Mulia
Yang Ku Puja Sepanjang Masa
Tanah Airku Aman dan Makmur
Pulau Kelapa Yang Amat Subur
Pulau Melati Pujaan Bangsa
Sejak Dulu Kala

Melambai Lambai
Nyiur Di Pantai
Berbisik Bisik
Raja Kelana
Memuja Pulau
Nan Indah Permai
Tanah Airku
Indonesia

Penggalan lagu Rayuan Pulau Kelapa sendiri merupakan lagu yang menceritakan dan menggambarkan keelokan dan keindahan alam Indonesia, baik dari kepulauan, lautan, flora, fauna,  hingga kebudayaan Indonesia. Lagu ini juga mewakili perasaan mereka yang menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa ini kepada Indonesia, dimana melalui lagu ini kita bisa mengungkapkan betapa cinta dan bahagianya kita lahir serta tumbuh di negeri nan indah permai ini.

Indonesia telah dianugerahkan oleh Tuhan yang Maha Esa dengan kekayaan alam yang begitu luar biasa mineral-mineral tertanam ditanah Indonesia, seperti minyak bumi, gas, nikel, batu bara, lautan yang begitu luas memanjang dari Sabang sampai Merauke dengan ribuan jenis ikan hidup didalamnya, hutan yang hijau mengelokan mata, dengan beragam flora dan fauna hidup dan tumbuh dibelantara hutan negeri ini, belum lagi dengan belasan ribu pulau yang indah mempesona serta dengan kekayaan budaya lokal yang tumbuh subur di bumi pertiwi membuat Indonesia negeri yang sangat indah nan elok membuat bangsa-bangsa lain didunia iri dengan Indonesia.  Kebudayaan yang begitu majemuk, membuat Indonesia menjadi negara berwarna dengan keragaman baik budaya, agama, bahasa, suku dan lain-lain. Di era globalisasi seperti sekarang tentunya banyak perkembangan-perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga memudahkan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas. Tetapi, seiring dengan berkembangnya jaman sangat berdampak terhadap bahasa dan budaya lokal bangsa ini.

Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan sejarah peradaban suatu bangsa, suatu bangsa akan memiliki peradaban yang gemilang jika memiliki kebudayaan yang maju, kebudayaan yang berkepribadian yang kuat serta kebudayaan yang yang membudayakan manusia menuju ke arah yang lebih baik. Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata budh berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhayah (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia

Sedangkan Menurut Koentjaraningrat, bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Salah satu dari unsur kebudayaan ialah bahasa, bahasa tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan karena bahasa adalah cara interaksi dari anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat penting bagi manusia, karena bahasa adalah instrument penting manusia dalam hal bersosialisasi, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam sebuah negara majemuk seperti negara kita tercinta banyak sekali bahasa-bahasa daerah, seperti Sunda, Jawa, Batak, Minang, Betawi dan lain sebagainya.

Dengan kebudayaan yang begitu beragam, menambah khasanah keunikan bangsa ini, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bangsa indonesia dengan latar belakang budaya yang berbeda mampu mengesampingkan perbedaan dan menempatkan persatuan diatas segalanya, semua perbedaan yang melekat diikat dalam sebuah semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Bangsa Indonesia harus bisa merawat dan melestarikan bahasa dan budaya lokal yang merupakan identitas  serta warisan bangsa. Oleh karena itu bangsa Indonesia menjadi rujukan kebudayaan bagi negara-negara lain untuk mempelajarinya.

Tantangan terberat dalam upaya menjaga eksistensi bahasa dan budaya di jaman era globalisasi seperti sekarang adalah ancaman kepunahan. Generasi muda sekarang berbeda dengan generasi jaman dulu. Generasi jaman dulu begitu peduli, serta menikmati kebudayaan lokal, mereka berperan aktif mempraktikkan kebudayaan lokal sehingga jaman dulu hampir setiap wilayah Indonesia identik dengan masyarakat yang humanis, tenggang rasa, serta sikap gotong royong yang begitu kuat. Berbeda dengan generasi jaman sekarang, banyak generasi yang melupakan kebudayaan lokal, kurangnya tertanam rasa empati terhadap kebudayaan, sehingga menyebabkan bahasa dan budaya lokal terancam punah. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat banyak dari generasi jaman sekarang mulai teralihkan fokusnya ke hal yang lebih digital, praktis dan canggih.

Seperti yang terjadi dikampung saya di daerah Kabupaten Sukabumi – Jawa Barat, namanya Kampung Cioray, dikampung saya sebelum tahun 2010, dimana teknologi seperti gadget belum masuk secara masif dan gadget pada saat itu belum terlalu canggih dan harganya cukup mahal, kegiatan masyarakatnya begitu aktif dan hidup. Orang-orang dewasa maupun anak-anak begitu sibuk dalam kegiatan kebudayaan, komunikasi dengan penggunaan bahasa Sunda sangat sering terjadi, interaksi sesama warga begitu akrab. Hampir setiap hari terutama di waktu sore ketika anak-anak pulang sekolah, orang-orang dewasa setelah bekerja mereka senantiasa mengisi waktu luang untuk ngobrol, bermain permainan tradisional seperti main kelereng, loncat tinggi, sondah, bebentengan, petak umpet, main layang-layang, main kincir dari kayu atau bambu yang biasa kami sebut kolecer, dan lain-lain.

            Namun semua cerita tersebut kini ibarat sebuah kenangan, karena cerita manis dengan sejuta kenangan tersebut telah tergerus oleh doktrin-doktrin kebudayaan modern yang didistribusikan melalui teknologi yang serba canggih, dikampung saya anak-anak yang hampir setiap hari kompak bermain permainan tradisional, biasa berinteraksi sosial sehingga menjadi pemandangan yang begitu indah, kini berubah menjadi sebuah kekhawatiran, anak-anak sekarang ini lebih disibukkan oleh gadget, komunikasi menjadi kurang sehingga interaksi sosial sedikit terhambat. Bahasa Sunda yang sering terdengar di ucapkan kini seolah memudar karena kurangnya interaksi antar warga, anak-anak jarang sekali bermain permainan tradisional mereka lebih senang dengan gadget, televisi dan teknologi lainnya.

            Pengaru budaya terhadap sangat signifikan sekali, budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalis pengaruh akibat budaya terhadap seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

            Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai pelaku budaya dalam kaidah dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak variabel yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang ada.



            Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan adalah sebagai berikut :
1.      Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2.      Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
3.      Enviromental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
4.      Environment Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5.      Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim.

            Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

            Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya, begitu juga kalau kita korelasikan dengan kebudayaan, bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang selalu menghargai kebudayaan bangsanya. Karena begitu pentingnya sebuah kebudayaan sebuah bangsa, bangsa Indonesia salah satunya terkenal dengan budaya gotong royong karena budaya gotong royong merupakan identitas bangsa ini sejak dulu bahkan sebelum masa kemerdekaan, akan rugi besar jika sebuah bangsa kehilangan budayanya karena itu sama saja menghilangkan identitas bangsa itu sendiri. Tanpa bahasa dan budaya lokal terutama untuk membangun kawasan daerah akan sulit terealisasi, karena budaya lokal memiliki cara pendekatan yang berbeda-beda, tetapi jika melakukan pendekatan dengan menggunakan bahasa dan budaya lokal maka akan sangat membantu dalam merealisasikannya. Dengan menerapkan pendekatan bahasa dan budaya setempat maka masyarakat daerah tersebut akan merasa sangat dihargai atas eksistensi bahasa dan budaya setempat.

            Ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah, agar lebih selektif dalam pemberian ijin operasi teknologi, pemerintah harus bisa membangkitkan bahasa serta budaya lokal yang lagi lesu, disekolah-sekolah diwajibkan muatan lokal yang bisa meningkatkan rasa kepedulian akan kelestarian bahasa dan budaya lokal. Pemerintah harus bisa menggandeng masyarakat dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya lokal, dengan adanya sinergi yang kuat pemerintah dan masyarakat maka akan memberikan dampak positif dalam eksistensi bahasa dan budaya lokal dan peran orang tua dalam menerapkan rasa cinta kebudayaan kepada anak-anak sangat dibutuhkan. Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 1991 hingga 2017 telah mengidentifikasi dan memvalidasi 652 bahasa dari 2.452 daerah pengamatan. Bahasa daerah yang diidentifikasi tidak termasuk dialek dan subdialek, jika berdasarkan akumulasi persebaran bahasa daerah per provinsi maka bahasa di Indoneisa berjumlah 733 bahasa.

            Ancaman kepunahan bahasa dan budaya lokal bukan hanya isapan jempol belaka, bahasa dan budaya lokal saat mengalami degradasi kaderisasi, para generasi penerus mulai luntur rasa kepedulian dan kecintaan akan pentingnya kelestarian bahasa dan budaya lokal. Perkembangan IPTEK yang begitu pesat bisa membawa angin segar dalam semua aspek kehidupan, dampak positif nya begitu sangat terasa sekali. Adapun dampak positif IPTEK adalah sebagai berikut :
1.      Mempercepat distribusi informasi;
2.      Memberikan efisiensi waktu dalam berbagai kegiatan kegiatan;
3.      Meningkatkan kualitas dan kuantitas di semua sektor kehidupan, seperti dalam
bidang pertanian, peternakan, dan perikanan
a)    Mampu menciptakan alat pertanian yang canggih seperti traktor, alat pemotong dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, alat penyemprot hama. Dengan alat-alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih efektif dan efisien.
b)   Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan.
c)    Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan.
d)   Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah-buahan yag besar serta tidak berbiji.
e)    Teknologi pengolahan pasca panen seperti pengalengan ikan, buah-buahan, daging, teknik pengolahan lainnya.
f)    Budidaya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Selain dibidang pertanian juga masih banyak IPTEK dibidang lainnya seperti bidang pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain-lain.

            Selain dampak positif yang dibawa oleh perkembangan IPTEK, disisi lain juga memiliki dampak negatif yang tidak bisa dipungkiri, Adapun dampak negatif dari IPTEK adalah sebagai berikut :
a)    Dengan berkembang media sosial, memudahkan seseorang untuk mengupload
gambar atau video yang tidak sesuai;
b)   Maraknya pemalsuan terhadap karya orang lain, seperti VCD, obat-obatan, elektronik, dan lain-lain;
c)    Penyalahgunaan pada penggunaan teknologi, seperti nuklir yang dijadikan senjata pemusnah masal;
d)   Berkurangnya interaksi sosial masyarakat dengan lingkungan karena terlalu asyik bermain gadget.

            Hubungan IPTEK dengan bahasa dan budaya lokal tidak dapat dipisahkan satu sama lain, IPTEK berdiri sebagai media yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bahasa dan budaya lokal, IPTEK dalam prosedur penggunaaanya pasti menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing, secara tidak langsung penggunaan bahasa tersebut mengubah pola pikir dan kebiasaan seseorang dalam berkomunikasi bahkan dikalangan remaja penggunaan bahasa diluar bahasa lokal sebagai gaya hidup atau fashion. Bahasa dan budaya lokal merupakan kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan memeliharanya, tugas pemerintah dan orang tua mendidik kepada anak untuk lebih mencintai bahasa dan budaya lokal, orang tua harus memberikan edukasi kepada anak, bagaimana peranan bahasa dan budaya lokal dijaman pra kemerdekaan dan jaman pasca kemerdekaan. Bahasa dan budaya akan terus hidup jika pendidikan sedini mungkin terus dipelajari dan ditanamkan kepada generasi muda.

            Jika bahasa dan budaya lokal punah maka merupakan kerugian bagi bangsa ini, akan menjadi catatan bagi bangsa ini yang belum bisa merawat warisan leluhurnya, manjadi bangsa yang kurang ramah akan bahasa dan budaya lokal. Apabila perhatian pemerintah dan masyarakat kurang bahkan terkesan diabaikan, maka lambat laun kebudayaan kita akan di klaim oleh bangsa lain, seperti pada kasus reog ponorogo, batik dan lain-lain. Ironisnya pemerintah baru bereaksi ketika kebudayaan tersebut diklaim oleh bangsa lain. Ini harus menjadi pesan bagi pemerintah dan masyarakat untuk empati terhadap bahasa dan budaya lokal Indonesia.
           
            Pemerintah harus membuat kebijakan yang melindungi kebudayaan lokal, Dalam hal ini pemerintah harus bergerak secara masif baik melalui konstitusi maupun  melalui kerja nyata. Bentuk pelestarian seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.10 Tahun 2014 pasal 5 :
1.      Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota    melaksanakan  Pelestarian  Tradisi di wilayah  kerjanya. 
2.      Bentuk Pelestarian  Tradisi sebagaimana dimaksud pada  ayat  (1) meliputi:
a.      pelindungan;   
b.      pengembangan; dan 
c.      pemanfaatan;      
3.      Pelestarian Tradisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperhatikan:
a.      nilai agama dan kepercayaan;  
b.      adat, nilaibudaya,  norma,  etika dan hukum adat; 
c.      sifat kerahasiaan  dan  kesucian unsur budaya  tertentu yang dipertahankan oleh  masyarakat; 
d.     kepentingan umum, kepentingan  komunitas, dan  kepentingan  kelompok  dalam  masyarakat;
e.      jati diri bangsa; 
f.       kemanfaatan  bagi  masyarakat;  dan 
g.      peraturan  perundang-undangan. 

                        Bentuk Perlindungan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.10 Tahun 2014 pasal 6 :
1.    Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib melindungi tradisi daerah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerjanya.
2.    Pelindungan tradisi dilakukan melalui:
a.       mencatat, menghimpun, mengolah, dan menata sistem informasi;
b.      registrasi sebagai hak kekayaan intelektual komunal;
c.       mengkaji nilai tradisi dan karakter bangsa; dan
d.      menegakan peraturan perundang-undangan.

            Semoga essay ini bisa memberikan kesadaran dan pengetahuan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan bahasa dan budaya lokal bangsa ini, yang merupakan warisan dan aset bangsa Indonesia. Kalau bukan bangsa ini yang menjaga siapa lagi, tumbuhkan kesadaran dan kepeduliaan kepada generasi muda sedini mungkin.













DAFTAR PUSTAKA

http://forum.liputan6.com/t/pengertian-kebudayaan-wujud-dan-unsur-kebudayaan/77272
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli.html
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/10/28/oyj1s0-ada-652-bahasa-daerah-di-indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.10 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi.


















0 komentar:

Posting Komentar